Biaya Kremasi di Krematorium

Berikut biaya.info menginformasikan Biaya Kremasi di Krematorium, sebagai berikut:

Apa yang terjadi setelah kematian? Ke mana kita pergi? Apa yang terjadi pada tubuh kita? Kita sering bertanya-tanya, bahkan kebanyakan orang bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh ketika mereka meninggal. Prosesi yang dilakukan terhadap jasad selain dikubur, yakni dikremasi atau pembakaran.

Kremasi atau pengabuan adalah praktik penghilangan jenazah manusia setelah meninggal dengan cara membakarnya. Biasanya hal ini dilakukan di sebuah krematorium/pancaka atau biasa juga di sebuah makam di Bali yang disebut setra atau pasetran. Praktik kremasi di Bali disebut ngaben.

Apabila dilakukan di sebuah pancaka, biasanya jenazah ditaruh di sebuah peti kayu dan dibakar pada suhu 760 – 1150°C. Abu pembakaran kira-kira beratnya sekitar 5% berat jenazah. Di dunia Barat kuno, praktik penunuan mayat dilakukan pula, hal ini disebut di kitab Perjanjian Lama dan banyak dilakukan di peradaban Yunani kuno dan Romawi

Fisikawan Stephen Hawking yang berpulang pada 14 Maret 2018 silam telah dimakamkan lewat ritual kremasi. Abu dari penemu teori ilmiah Black Hole tersebut dikubur di Westminster Abbey, London, Inggris, berdekatan dengan makam ilmuwan Isaac Newton.

Selain mendiang Hawking, banyak figur publik yang lebih memilih pemakaman kremasi. Sebab, sebenarnya metode kremasi ini telah lama hadir dalam perjalanan peradaban manusia.

Ragam budaya dan kepercayaan yang tersebar di dunia melahirkan berbagai metode penghormatan terakhir kepada orang-orang tercinta yang telah berpulang menuju keabadian. Salah satunya adalah kremasi, metode pemakaman yang mungkin masih terdengar asing untuk sebagian besar penduduk Indonesia.

Oleh karena itu, agar Anda semakin memahami serta menghargai cara lain penghormatan terakhir dari kearifan kepercayaan tradisional yang ada di dunia, simak uraian mengenai pemakaman kremasi berikut ini.

Pengertian Kremasi

Kremasi adalah metode penghilangan tubuh jenazah dengan cara pembakaran. Tubuh jenazah akan dimasukkan ke dalam tungku panas. Lalu, proses pembakaran mereduksi jasad menjadi senyawa kimia dasar, yakni gas, abu, dan fragmen mineral. Penyimpanan abu hasil pembakaran dikembalikan pada pilihan keluarga almarhum. Bisa disimpan dalam wadah khusus atau ditebarkan dalam upacara khusus kematian sesuai kepercayaan masing-masing.

Proses Kremasi

Jenazah yang ditempatkan pada wadah kremasi dimasukkan dalam tungku pembakaran selama lebih kurang tiga jam atau bisa jadi lebih lama. Tungku pembakaran tersebut khusus terletak dalam ruangan dengan suhu panas 1.000 derajat celsius sehingga memudahkan proses pembakaran seluruh anggota tubuh manusia sampai dengan hanya menyisakan debu.

Fragmen tulang yang tersisa secara hati-hati dikeluarkan dari ruangan, dibersihkan dari semua komponen logam, diproses menjadi partikel halus yang menyerupai abu dan ditempatkan dalam wadah sementara atau guci yang telah dipersiapkan oleh keluarga.

Kebanyakan peraturan dan undang-undang di banyak negara, proses kremasi hanya bisa dilakukan untuk satu jenazah dalam satu waktu.

Kremasi adalah proses mengubah jasad menjadi abu. Proses kremasi bisa saja menjadi berbahaya. Bahkan setelah kematian karena jika almarhum memiliki alat pacu jantung maka dapat menyebabkan ledakan di dalam kremator. Atau jika memiliki implan, maka itu akan menyebabkan pelepasan gas berbahaya sehingga perlu disingkirkan.

Ruang kremasi bersuhu antara 1.400 hingga 1.800 derajat Fahrenheit. Lapisan luarnya terbuat dari batu bata industri yang dapat menahan suhu tinggi. Satu kamar hanya dapat digunakan untuk membakar satu tubuh pada satu waktu.

Dalam banyak kasus, adalah ilegal membakar banyak tubuh pada saat yang sama di dalam kremator yang sama. Tubuh ditempatkan di dalam peti mati yang mudah terbakar yang kemudian akan ditempatkan di dalam ruang kremasi.

Dahulu kremator hanya dihidupkan dengan batubara, namun sekarang bahan bakarnya sudah bermacam-macam. Termasuk gas alam, propana atau diesel. Begitu berada di ruangan, kobaran besar api akan menelan peti mati.

Pertama, peti mati terbakar, lalu diikuti tubuh jenazah. Kulit dan rambut akan terbakar terlebih dahulu diikuti oleh otot-otot. Akhirnya, jaringan lunak diuapkan dan tulang mulai mengeras.

Air meninggalkan tubuh dengan cepat dalam bentuk uap begitu tubuh memasuki ruangan. Setelah tubuh yang dibakar tinggal kerangka, pekerja akan menghancurkan tulang rapuh secara manual menggunakan alat yang menyerupai cangkul. Beberapa krematorium memiliki tambahan afterburner yang dapat membantu mengurangi emisi, bau dan asap.

Proses ini dapat berlangsung hingga tiga jam dengan beberapa faktor memainkan peran penting, seperti tergantung pada berat badan, jenis peti mati dan juga suhu rata-rata ruang kremasi.

Mengapa Memilih Kremasi?

Penghormatan terakhir terhadap seseorang yang dicintai merupakan pilihan yang sangat personal dan biasanya telah disepakati sebelumnya. Selain kepercayaan agama dan budaya, banyak orang memilih proses pemakaman kremasi karena beberapa alasan, di antaranya adalah hemat biaya, ramah lingkungan, pemakaman yang lebih praktis, dan kekhawatiran berlebihan anggota keluarga terhadap dekomposisi alami.

Proses kremasi di Indonesia diterapkan oleh para penganut agama Hindu, terutama di Pulau Bali, yang dikenal dengan upacara Ngaben. Setelah jasad menjadi abu, pihak keluarga akan melepaskan atau melarungkannya ke laut sebagai tanda pelepasan dan penyatuan jiwa pada Sang Pencipta.

Permintaan Kremasi di Era Modern

Menurut laporan dari National Funeral Directors Association pada pertemuan tahunan para pemilik dan petinggi rumah pemakaman di Amerika Serikat (AS), metode pemakaman kremasi di Negara Paman Sam tengah melesat dan menjadi sangat popular.

Sebanyak 2,5 juta orang meninggal di AS setiap tahun. Pada tahun 2011, sebanyak 42 persen dimakamkan dengan cara kremasi. Angka tersebut mengalami peningkatan dua kali lipat dari 15 tahun lalu sebanyak 72 persen jenazah dikremasi di wilayah Washington. Lalu, di Nevada nyaris mencapai 74 persen. Angka terendah pemakaman kremasi terjadi di Mississippi, yaitu hanya 15,7 persen.

Sekali proses pembakaran jenazah dibutuhkan rata-rata 250 liter solar. Begitu proses pembakaran dimulai, keluarga diizinkan pulang. Untuk mengambil abu jenazah prosesnya lama 1 x 24 jam. Jadi, esoknya abu baru bisa diambil. Setelah dingin, abu jenazah dibersihkan lalu dikumpulkan. Satu jenazah umumnya menyisakan abu satu guci ukuran sedang. Abu jenazah laki-laki lebih banyak dari jenazah perempuan. Itu karena volume atau struktur tulang laki laki lebih tebal daripada jenazah perempuan. Dikutip dari beberapa sumber, biaya kremasi cukup bervariasi, tergantung di mana krematorium yang Anda pilih. Berikut rincian biaya kremasi pada tahun 2021.

Biaya Kremasi

Lokasi Krematorium Kisaran Biaya
Krematorium Cilincing Metode oven & peti standar: Rp4.700.000
Metode tradisional & peti standar: Rp4.000.000
Grand Heaven Jakarta Paket Silver: Rp49.900.000
Paket Gold: Rp59.900.000
Paket Platinum: Rp69.900.000
Paket Titanium: Rp75.900.000

Sebagai bahan perbandingan, di Krematorium milik Pemkot Surabaya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, biaya kremasi sesuai dengan Perda No 7 tahun 2012, yakni berdasarkan ketebalan peti. Biaya retribusi yang dipatok untuk jasa pengabuan paling murah adalah Rp500 ribu. Sedangkan untuk harga sewa tempat, fasilitas perawatan, termasuk penyiapan dan pelaksanaan upacara sebesar Rp300 ribu. Berbeda lagi untuk retribusi menggunakan peti dengan tebal 2 centimeter yang dikenakan biaya mulai Rp1.250.000. Untuk peti dengan tebal 3 sampai 5 centimeter dikenakan retribusi Rp1.750.000 sampai yang paling mahal Rp3 juta.

Demikianlah artikel mengenai Biaya Kremasi di Krematorium Semoga Bermanfaat Bagi Anda.

Loading


Web Populer: Biaya | Info Kerja | Polling | Berita | Lowongan Kerja