Bersama ini kami sampaikan informasi Biaya cabut gigi bungsu terbaru, sebagai berikut:
Gigi geraham bungsu sebenarnya tidak memiliki fungsi spesifik di rongga mulut. Namun jika pertumbuhannya miring sedikit saja, gigi bungsu sudah bisa menjadi sumber perkara. Karena itu dokter gigi seringnya menyarankan agar gigi bungsu dicabut saja. Namun, masih banyak yang mungkin ragu karena biaya cabut gigi bungsu yang umumnya cukup tinggi.
Biaya cabut gigi bungsu berbeda dari cabut gigi biasa karena prosedur yang dilakukan juga berbeda. Posisi gigi bungsu yang tumbuh miring atau bahkan benar-benar melintang di dalam gusi, membuat prosedur pencabutan menjadi lebih sulit.Dalam dunia kedokteran gigi, proses pencabutan gigi bungsu dikenal dengan istilah odontektomi. Pada kasus-kasus yang ringan, pencabutan gigi bungsu bisa dilakukan oleh dokter gigi umum. Namun, apabila posisi gigi bungsu cukup sulit dikeluarkan, maka peran dokter gigi spesialis bedah mulut dibutuhkan.
Biaya cabut gigi bungsu
Seperti halnya biaya perawatan gigi lainnya, biaya cabut gigi bungsu bisa berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesulitan kasus, area tempat praktik dokter gigi, serta faktor-faktor lain yang menyertai.Saat ini biaya cabut gigi bungsu rata-rata adalah sekitar Rp 2 juta-5 juta per gigi, jika dilakukan di klinik gigi swasta atau rumah sakit tertentu. Sementara itu, biaya pencabutan gigi bungsu yang dilakukan di fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), umumnya bisa lebih murah, sekitar Rp 500 ribu-1 juta per gigi.Biaya tersebut belum termasuk biaya rontgen gigi panoramik, yang sebelum pencabutan gigi bungsu, pasti perlu dilakukan. Biaya yang perlu Anda keluarkan bisa berbeda, tergantung laboratorium masing-masing. Namun umumnya harga rontgen panoramik berkisar Rp 150 ribu-300 ribu per satu kali foto.Harga pencabutan gigi bungsu oleh dokter gigi umum juga berbeda dari praktik dokter gigi spesialis bedah mulut. Sehingga sebelum menyetujui untuk menjalani prosedur ini, ada baiknya jika Anda bertanya di awal mengenai perkiraan biaya yang akan dikeluarkan, agar tidak tiba-tiba kaget saat harus membayar setelah perawatan selesai.Semakin aneh posisi tumbuhnya gigi, maka akan semakin mahal biaya pencabutannya. Hal lain yang juga menentukan biaya adalah faktor penyulit. Semakin banyak faktor penyulit, maka biaya yang perlu dikeluarkan akan semakin tinggi.Faktor penyulit yang dimaksud antara lain adalah:
- Gigi bungsu yang rapuh sehingga sulit dikeluarkan
- Posisi gigi bungsu terlalu dekat dengan saraf lain yang ada di rahang bawah, seperti saraf untuk lidah, dagu, dan bibir. Sehingga saat proses pencabutan berlangsung, ada risiko kerusakan saraf.
- Gigi geraham kedua, yang berada di depan geraham bungsu, posisinya miring sehingga membuat akses untuk mencabut gigi bungsu menjadi lebih sempit.
- Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi, jantung, diabetes maupun penyakit kronis lainnya.
Penyakit-penyakit tersebut masuk sebagai faktor penyulit pencabutan karena bisa membuat risiko komplikasi saat dan setelah pencabutan, seperti perdarahan dan infeksi, menjadi bertambah.Setelah pecabutan selesai dilakukan, dokter gigi akan memberikan resep obat yang akan membantu proses penyembuhan agar berlangsung dengan baik. Biaya untuk menebus obat juga bisa bervariasi, tergantung dari jenis obat yang diresepkan.
Kenapa gigi bungsu harus dicabut?
Jika pertumbuhan gigi bungsu sudah menimbulkan berbagai keluhan seperti nyeri, apalagi hingga bengkak dan bernanah, segeralah memeriksakan kondisi tersebut ke dokter gigi.Saat gigi masih terasa nyeri dan infeksi masih berlangsung, dokter biasanya tidak akan langsung mencabut gigi bungsu, tapi mengobati infeksinya terlebih dahulu. Setelah infeksi sembuh, barulah pencabutan gigi bisa dilakukan.Namun pada kenyataannya, banyak orang yang tidak kembali lagi ke dokter gigi setelah nyeri dan infeksinya hilang. Padahal, cabut gigi bungsu tetap harus dilakukan. Ini alasannya.
1. Jika tidak dicabut, infeksi pasti akan terjadi lagi
Setelah diberi obat, infeksi Anda memang akan sembuh. Namun, jika sumber infeksinya tidak dihilangkan, infeksi ini akan terus kembali. Anda tentu tidak ingin sakit gigi terus-menerus, bukan?
2. Membahayakan kesehatan gigi-gigi di sekitarnya
Gigi bungsu yang tumbuh miring atau yang bisa juga disebut sebagai impaksi, membuat sisa makanan jadi lebih mudah terperangkap dan sulit untuk dibersihkan. Kondisi ini bisa memicu terjadinya penumpukan bakteri yang akan merusak gigi bungsu dan gigi-gigi di sekitarnya.Gigi yang berada di sebelah gigi bungsu jadi berlubang dan sakit. Begitu juga dengan jaringan pipi yang jadi mudah terluka, jika gigi bungsu tumbuh miring ke arah luar.
3. Bisa merusak tulang rahang
Gigi impaksi yang dibiarkan juga bisa memicu kerusakan tulang rahang. Pada beberapa kasus, gigi bungsu yang posisinya miring dan tertanam di dalam gusi, bisa terbungkus oleh kantung berisi cairan yang nantinya akan berkembang menjadi kista.Kista tersebut, jika dibiarkan tumbuh, akan merusak gigi, jaringan di sekitarnya, maupun tulang rahang dan tulang alveolar (tulang pendukung gigi).
4. Gigi bungsu bisa membuat susunan gigi di depannya jadi berantakan
Gigi bungsu yang tumbuh miring, bisa bertindak sebagai pendorong gigi-gigi di depannya. Lama-kelamaan, susunan gigi di depannya bisa bergeser sehingga jadi berantakan.
5. Kesehatan gusi menjadi terancam
Gigi bungsu sering menjadi impaksi karena ukuran rahang manusia sudah mengalami evolusi dan mengecil. Hal ini terjadi karena pola makan yang cenderung banyak mengonsumsi makanan lunak dan sudah matang.Karena ukuran rahang yang kecil inilah gigi bungsu jadi tidak punya tempat untuk tumbuh. Namun, jika tertanam di dalam gusi, benih gigi tersebut akan tetap memaksa untuk keluar dari gusi, sehingga menyebabkan gusi terbuka dan nyeri.Posisi yang miring juga akan menjadi perangkap untuk bakteri, membuat gusi rentan mengalami infeksi. Saat infeksi, gusi bisa bengkak, berdarah, bahkan bernanah.
Demikian informasi yang dapat kami berikan, semoga bermanfaat.
Web Populer: Biaya | Info Kerja | Polling | Berita | Lowongan Kerja