Biaya Operasi Hipospadia Terbaru

Bersama ini kami sampaikan informasi Biaya operasi Hipospadia, sebagai berikut:

Hipospadia adalah kelainan pada lokasi lubang bukaan penis (uretra) yang justru ada di bagian bawah, bukan pada ujung penis seperti pada umumnya. Uretra adalah saluran yang mengalirkan urine keluar dari kantong empedu melalui penis. Pada hipospadia, muara uretra terdapat pada batang penis (biasanya di bagian bawah atau tengah-tengah), bukan di ujung (kepala) penis. Hipospadia dapat terjadi dari kondisi yang ringan hingga berat, tergantung di mana letak muara atau ujung uretranya.

Hipospadia terkait dengan kegagalan perkembangan saluran kencing dan adanya chorde. Berdasarkan lokasi lubang kencing hipospadia dapat dibedakan menjadi tipe yang ringan (glanular dan subkoronal), tipe sedang (distal shaft, mid shaft, proksimal shaft), dan tipe berat (penoskrotal, scrotal, dan perineal). Hipospadia merupakan kelainan bawah lahir dengan insiden 1:300 kelahiran bayi laki-laki, sehingga menjadi salah satu kelainan bawaan lahir yang cukup sering ditemukan.

Tanda-Tanda/Gejala Hipospadia

  1. Adanya dorsal hood, yaitu kulit di ujung penis seolah penis seperti sudah tersunat.
  2. Curvatura penis, yaitu penis bengkok, terutama pada saat ereksi.
  3. Lubang uretra tidak terletak di ujung penis, menyebabkan berkemih tidak seperti anak laki-laki pada umumnya.
  4. Sering kelainan hipospadia disertai buah zakar yang tidak teraba di kantung kemaluan.
  5. Ambiguous genitalia. Pada yang tipe berat, orang tua sulit mengenali jenis kelamin pada penderita hipospadia.

Kebanyakan bayi dengan hipospadia adalah bayi yang didiagnosa setelah ia lahir dan masih di rumah sakit

Meski demikian, hipospadia yang tidak begitu berat biasanya tidak terlihat. Hubungi dokter jika Anda menyadari bahwa muara uretra anak Anda tidak terletak di ujung penis, kulit penutup penis tidak berkembang secara sempurna, atau penisnya melengkung ke bawah.

Penyebab hipospadia belum diketahui. Meski begitu, ada peran faktor genetik, endokrin, dan lingkungan. Beberapa faktor risiko untuk hipospadia antara lain sebagai berikut.

Faktor-Faktor Risiko Hipospadia

  • Riwayat keluarga. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dengan riwayat keluarga menderita hipospadia.
  • Usia ibu lebih dari 40 tahun. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terjadi peningkatan risiko terjadinya hipospadia pada anak laki-laki yang lahir dari wanita berusia tua.
  • Paparan terhadap rokok dan bahan kimia. Terdapat beberapa spekulasi mengenai hubungan antara ibu yang terpapar pestisida dengan hipospadia, namun harus dilakukan studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi kebenaran hal ini.

Pengobatan Hipospadia

Hipospadia adalah kondisi yang bisa diobati. Terapi yang paling umum yaitu pembedahan. Dokter akan membuat muara uretra baru pada kepala penis. Pembedahan sebaiknya dilakukan secepat mungkin, antara usia 6-12 bulan. Meski begitu, pembedahan dapat pula dilakukan saat dewasa.

Kebanyakan pasien langsung pulang usai operasi. Pasien akan menggunakan kateter di penisnya, kateter yaitu saluran yang terbuat dari plastik untuk mengalirkan urine. Normalnya urine akan mengandung darah. Dokter akan memberikan obat anti nyeri dan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Kateter biasanya dilepas dalam 10 hari. Biasanya hanya membutuhkan 2 kali kontrol setelah pembedahan. Setelah operasi, diharapkan pasien memiliki kehidupan seks yang normal nantinya dan mampu bereproduksi. Jika hipospadia tidak diterapi, dapat terjadi masalah saat anak belajar buang air di toilet, hubungan seksual saat dewasa, dan striktur serta fistula uretra.

Perlu diketahui bahwa tidak semua kondisi hipospadia harus dioperasi. Apabila lubang kemih berada tidak terlalu jauh dari lubang kemih yang seharusnya serta penis tidak bengkok saat ereksi, biasanya tindakan operasi tidak perlu dilakukan. Namun, apabila letak lubang kemih terlalu jauh dari tempat seharusnya, penanganan satu-satunya adalah dengan tindakan operasi. Dokter akan mereposisi lubang kemih ke posisi yang seharusnya.

Biaya Operasi Hipospadia

Biaya operasi hipospadia di setiap rumah sakit bisa berbeda-beda, tergantung fasilitas dan lama rawat inap dilakukan. Namun kabarnya operasi hipospadia bisa memakan biaya hingga ratusan juta rupiah lantaran dibutuhkan prosedur operasi hingga beberapa kali. Biaya tersebut cenderung stabil dari tahun ke tahun.

Akan tetapi masyarakat Indonesia yang sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan saat ini tak perlu khawatir, sebab tindakan operasi hipospadia rupanya juga ditanggung oleh pihak BPJS, baik untuk peserta kelas 1, 2, maupun 3. Berdasarkan pengalaman dari sejumlah orang yang pernah memanfaatkan BPJS untuk operasi hipospadia, prosedur ini tidak dikenai biaya sama sekali alias gratis.

Namun jika pasien ingin naik kelas, misalnya dari kelas 3 ke kelas 2, maka pasien perlu membayar selisih biaya kamar dan juga biaya grouping diagnosa atau penyakit yang diderita berdasarkan ketentuan INA-CBG’s. Kabarnya untuk repair atau operasi hipospadia, biaya untuk naik kelas kepesertaan BPJS berkisar Rp1,5 jutaan hingga Rp3 jutaan. Biaya itu bukan hanya meliputi kamar untuk rawat inapnya saja, tetapi juga grouping diagnosa atau penyakit yang diderita. Cukup mahal bukan?

Oleh sebab itu, sebaiknya Anda tetap memilih fasilitas berdasarkan kepesertaan BPJS Anda saja supaya tidak ada biaya tambahan yang perlu Anda keluarkan. Untuk lebih jelasnya seputar biaya operasi hipospadia, Anda bisa bertanya pada rumah sakit, dokter, atau fasilitas kesehatan terdekat di tempat tinggal Anda.

Demikian informasi yang dapat kami berikan, semoga bermanfaat.

Loading


Web Populer: Biaya | Info Kerja | Polling | Berita | Lowongan Kerja